Manajemen Ramadhan
Banyak hal dalam kehidupan
orang beriman –
khususnya di bulan Ramadhan – yang harus dimenej dengan baik, diantaranya:
1. Manajemen Hati.
Untuk mencapai amal yang
berkualitas, seorang mukmin harus memiliki hati yang bersih. Hal ini sesuai
dengan sabda Rasulullah saw:
إن فى الجسد مضغة، إذا صلحت صلح
الجسد كله، وإذا فسدت فسد الجسد كله، ألا وهي القلب. متفق عليه
Sesungguhnya di dalam tubuh
ada segumpal daging; jika ia baik maka baik pula seluruh tubuh, dan jika ia
rusak maka rusak pula seluruh tubuh. Segumpal daging itu adalah qalbu. (Muttafaq
‘alaih)
Dengan hati yang bersih,
seorang mukmin memulai puasa Ramadhan dan melaksanakan semua amaliyah Ramadhan
dengan niat yang ikhlas yaitu mendapatkan ridha Allah swt. semata. Dengan hati
yang bersih, ia lebih mudah menerima nasihat selama bulan Ramadhan. Dan dengan
hati yang bersih pula, ia lebih bisa menahan hawa nafsu serta dorongan-dorongan
untuk berbuat maksiyat lainnya.
2. Manajemen Waktu
Kita banyak menjumpai ayat-ayat
Al-Qur’an yang menyebutkan
bahwa Allah swt bersumpah dengan waktu. Perhatikan saja firman-firman Allah
yang berisi tentang sumpah dengan waktu shubuh, dhuha, siang, sore, malam dan
seterusnya. Hal ini menunjukkan betapa mulianya kedudukan waktu di sisi Allah
dan betapa pentingnya memperhatikan waktu.
Ibadah Ramadhan adalah ibadah
yang sangat ketat aturan waktunya. Hal-hal yang terkait dengan waktu dan
penting untuk diperhatikan selama menjalankan shiyam Ramadhan diantaranya:
penentuan awal dan akhir Ramadhan, sahur, ifthar (berbuka), qiyamullail, i’tikaf dan sebagainya. Sementara itu, ada ibadah-ibadah
yang dapat dilakukan sepanjang waktu, seperti: dzikrullah, tilawah Al-Qur’an, thalabul ’ilmi (mencari ilmu), ith’am (memberi makan/ifthar), infaq dan sebagainya.
Oleh sebab itu, orang mukmin
yang berpuasa harus memenuhi bulan Ramadhan dengan ibadah dan amal shalih
secara maksimal. Jangan sampai ada hari atau detik yang terlewati sementara
tidak ada kebaikan atau pahala yang bisa didapatkan. Sangat rugi orang yang
mengisi siang hari Ramadhan dengan ’main kartu’ atau tidur semata dan amat sangat rugi orang yang
menghabiskan malam-malam bulan Ramadhan dengan begadang atau menghitung laba
bisnis duniawi semata atau digunakan untuk tidur semalam suntuk.
عن عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: أَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
بِمَنْكِبِي فَقَالَ: (كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ)
وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يَقُولُ: إِذَا أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الصَّبَاحَ وَإِذَا
أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الْمَسَاءَ وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ وَمِنْ حَيَاتِكَ
لِمَوْتِكَ. رواه البخاري
Abdullah bin Umar ra berkata:
Rasulullah saw pernah memegang pundakku lalu bersabda, “Hiduplah di dunia ini seperti orang asing atau orang
yang sedang menyeberang jalan”. Kemudian Ibnu Umar berkata: ”Apabila kamu berada di waktu sore, maka jangan
menunggu datangnya waktu pagi. Dan apabila kamu berada di waktu pagi, maka
jangan menunggu datangnya waktu sore. Manfaatkan sehatmu sebelum datang sakitmu
dan manfaatkan hidupmu sebelum datang kematianmu”. (Hr. Bukhari)
Dengan manajemen waktu yang
baik selama Ramadhan, diharapkan seorang mukmin menjadi orang yang disiplin,
tepat waktu dan menghargai waktu dengan harga yang sangat mahal.
3. Manajemen Tenaga.
Ibadah di bulan Ramadhan
membutuhkan energi fisik yang besar. Di siang hari, kita harus menahan lapar
karena berpuasa. Padahal aktivitas ubudiyah tidak boleh berkurang, bahkan harus
ditingkatkan dari bulan-bulan sebelumnya. Sementara di malam hari, kita harus
mengurangi jatah istirahat/tidur sebab ada qiyam Ramadhan serta tadarus Al-Qur’an yang sering sampai larut.
Oleh sebab itu, untuk
sempurnanya ibadah di bulan Ramadhan dibutuhkan kondisi fisik yang baik.
Karenanya kita harus menghemat energi agar tidak terbuang untuk hal-hal yang
tidak bermanfaat atau duniawi semata serta mengharuskan kita untuk mengkonsumsi
makanan dan minuman yang benar-benar halal dan thayyib, minimal tidak
menimbulkan gangguan terhadap tubuh selama berpuasa.
Selain itu, puasa bukanlah
sarana untuk memperlemah dan menyaikit fisik orang mukmin. Justru sering
terbukti bahwa berbagai penyakit manusia dapat disembuhkan dengan cara
berpuasa.
Oleh karena itu, sahur dan
ifthar menjadi ’keharusan’ untuk dilakukan oleh orang yang berpuasa agar
tubuhnya tetap mendapatkan hak selama bulan Ramadhan.
عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: (تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً)
الترمذى
Dari Anar ra, bahwasanya
Rasulullah saw bersabda, “Barsahurlah,
sebab sesungguhnya pada makan sahur itu ada berkahnya”. (hr. Tirmidzi)
Dengan memenej energi secara
baik selama bulan Ramadhan, maka diharapkan seorang mukmin menjadi sehat
jasmani sehingga mampu memikul beban ibadah dan dakwah di luar Ramadhan.
4. Manajemen Harta.
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: كَانَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ
مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ
لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنْ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ (رواه البخاري)
Dari Ibnu Abbars ra, ia
berkata, “Rasulullah
saw adalah orang yang paling pemurah. Dan sifat pemurah beliau itu semakin
bertambah pada bulan Ramadhan ketika didatangi oleh Jibril. Jibril selalu
mendatangi beliau setiap malam di bulan Ramadhan, lalu bertadarus Al-Qur’an dengan Rasulullah. Sesungguhnya Rasulullah saw.
sangat pemurah dengan kebaikan melebihi kebaikan angin yang berhembus”. (hr. Bukhari).
Hadits diatas mengajari kita
untuk memiliki sifat hubbul infaq (cinta infaq) dengan segala bentuk kebaikan
kepada orang lain terutama di bulan Ramadhan. Infaq di bulan Ramadhan bisa
berupa; menunaikan zakat, ifthar sho’im (memberi makan berbuka kepada orang yang berpuasa),
kafalah yatim (memberi santunan kepada anak yatim), kiswatul ’Ied (memberi pakaian hari raya kepada orang lain) atau
bentuk kebaikan lainnya.
Sementara itu, dalam realita
kehidupan masyarakat muslim kita menjumpai peningkatan anggaran belanja selama
bulan Ramadhan melebihi bulan-bulan sebelumnya. Peningkatan itu ’biasanya’ digunakan untuk meningkatkan menu berbuka dan sahur,
mempercantik rumah, membeli makanan dan minuman untuk hidangan tamu iedul fitri,
ongkos transportasi mudik plus oleh-olehnya, pakaian hari raya dan lain-lain.
Dengan demikian, diperlukan
manajemen keuangan yang tepat selama bulan Ramadhan. Tujuannya agar harta yang
kita miliki tidak habis untuk memenuhi kebutuhan jasmani semata. Tetapi ada
diantaranya yang disimpan di rekening bank ukhrawi, dan hanya itulah harta kita
yang sesungguhnya.
5. Manajemen Keluarga
عن عائشة رضي الله عنها أن النبي
صلى الله عليه وسلم كان إذا دخل العشر الاواخر أحيى الليل، وأيقظ أهله، وشد المئزر.
رواه البخاري ومسلم
Dari Aisyah ra, bahwasanya
Nabi saw. apabila telah memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan); beliau
menghidupkan waktu malam, membangunkan keluarganya dan mengencangkan ikat
sarungnya. (hr. Bukhari dan Muslim).
Selama bulan Ramadhan, suasana
keluarga harus dikondisikan untuk mematuhi dan menghormati bulan suci. Sehingga
meskipun di dalam sebuah keluarga terdapat anggota yang tidak berpuasa,
namun kondisi umum dalam rumah tersebut harus tetap dalam suasana berpuasa.
Meskipun hubungan antara suami dan istri ’tidak sebebas’ seperti di luar Ramadhan, namun kaharmonisan antara
keduanya tetap harus dijaga. Di bulan Ramadhan, keharmonisan keluarga bukan
semata-mata ketika makan sahur dan berbuka bersama. Tetapi keharmonisan itu
juga dapat tercipta ketika semua anggotanya melakukan qiyam Ramadhan, tadarus
Al-Qur"an, i’tikaf di masjid pada sepuluh malam terakhir dan
lain-lain.
Kita semua menyadari bahwa
yang berkuasa untuk melakukan ta’liful qulub (menyatukan hati) hanyalah Allah swt. Oleh
sebab itu, kita harus banyak memohon kepada Allah agar hati-hati semua anggota
keluarga dijadikan-Nya menyatu dengan cara mendekatkan diri kepada-Nya. Dengan
demikian, Ramadhan menjadi sarana yang tepat untuk menjalin keharmonisan
keluarga.
Wallahu a’lam bishshawab.
Oleh: Ust. Farid Dhofir,
Lc.M.Si.
(Dalam Islamic Short Course
Ramadhan 2008)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar